Senin, 09 September 2013
Sejarah Kemerdekaan Indonesia
SEJARAH INDONESIA MASA KEMERDEKAAN antara tahun 1945 - 1950an
Peristiwa Penting Sekitar Proklamasi
Sambutan Rakyat Indonesia terhadap Proklamasi Kemerdekaan
Perkembangan Kehidupan Ekonomi Keuangan, Politik, Pemerintahan Awal Kemerdekaan
Penataan Kehidupan Pemerintahan Indonesia
Munculnya Gejolak Sosial di Berbagai Daerah
Perkembangan Keragaman Ideologi dan Partai Politik dengan Perubahan Otoritas KNIP dan Lembaga Kepresidenan pada awal kemerdekaan
Kontribusi Daerah-Daerah di Indonesia dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Sentral Konflik Indonesia-Belanda di Berbagai Daerah
Konferensi Meja Bundar (KMB) dan Lanjutan Konflik Indonesia-Belanda
Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman DisIntegrasi Bangsa Terutama Dalam Pergolakan Dan Pemberontakan
Pemberontakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (Apra) tanggal 23 Januari 1950
Pemberontakan Andi Azis di Makasar
Pemberontakan Republik Maluku (25 April 1950)
Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia/ Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/Permesta)
Pemberontakan PKI di Madiun 1948
Sejarah Singkat Kota Surakarta
Cerita bermula ketika Sunan Pakubuwana II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta Komandan pasukan Belanda J.A.B Van Hohenndorff untuk mencari lokasi ibukota kerajaan Mataram Islam yang baru. Setelah mempertimbangkan faktor fisik dan non-fisik akhirnya terpilihlah suatu desa di tepi Sungai Bengawan yang bernama desa Sala ( 1746 Masehi atau 1671 Jawa ). Sejak saat itu desa Sala berubah menjadi Surakarta Hadiningrat dan terus berkembang pesat.
Kota Surakarta pada mulanya adalah wilayah kerajaan Mataram. Kota ini bahkan pernah menjadi pusat pemerintahan Mataram. Karena adanya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menyebabkan Mataram Islam terpecah karena propaganda kolonialisme Belanda. Kemudian terjadi pemecahan pusat pemerintahan menjadi dua yaitu pusat pemerintahan di Surakarta dan Yogyakarta. Pemerintahan di Surakarta terpecah lagi karena Perjanjian Salatiga (1767) menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran.
Pada tahun 1742, orang-orang Tionghoa memberontak dan melawan kekuasaan Pakubuwana II yang bertahta di Kartasura sehingga Keraton Kartasura hancur dan Pakubuwana II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur. Dengan Bantuan VOC pemberontakan tersebut berhasil ditumpas dan Kartasura berhasil direbut kembali. Sebagai ganti ibukota kerajaan yang telah hancur maka didirikanlah Keraton Baru di Surakarta 20 km ke arah selatan timur dari Kartasura pada 18 Februari 1745. Peristiwa ini kemudian dianggap sebagai titik awal didirikannya kraton Kasunanan Surakarta.
Pemberian nama Surakarta Hadiningrat mengikuti naluri leluhur, bahwa Kerajaan Mataram yang berpusat di Karta, kemudian ke Pleret, lalu pindah ke Wanakarta, yang kemudian diubah namanya menjadi Kartasura. Surakarta Hadiningrat berarti harapan akan terciptanya negara yang tata tentrem karta raharja (teratur tertib aman dan damai), serta harus disertai dengan tekad dan keberanian menghadapi segala rintangan yang menghadang (sura) untuk mewujudkan kehidupan dunia yang indah (Hadiningrat). Dengan demikian, kata “Karta” dimunculkan kembali sebagai wujud permohonan berkah dari para leluhur pendahulu dan pendirian kerajaan Mataram.
Sejarah nama kota Solo sendiri dikarenakan daerah ini dahulu banyak ditumbuhi tanaman pohon Sala ( sejenis pohon pinus) seperti yang tertulis dalam serat Babad Sengkala yang disimpan di Sana Budaya Yogyakarta. Sala berasal dari bahasa Jawa asli ( lafal bahasa jawa : Solo ) Pada akhirnya orang-orang mengenalnya dengan nama Kota Solo.
Nasi Liwet Wongso Lemu, Kenikmatan Masakan Khas Kota Surakarta
Nah! Kesempatan kali ini kami akan memberikan informasi makanan khas Solo yaitu Nasi Liwet. Yang asli atau sekitar Solo pasti dah hapal mati dengan makanan yang satu ini. Bagaimana tidak, makanan ini biasa dipangan mulai dari pagi sampai dengan malam hari. Cara mendapatkannya pun cukup mudah, mulai dari warung, lesehan, sampai dengan delivery (red: dijajakan keliling dengan bakul bambu). Makanan wajib coba buat para pembaca yang sedang atau ingin berwisata di Kota Solo.
Kalau biasanya nasi dimasak dengan menggunakan air, beda halnya dengan Nasi Liwet, nasi ini dimasak dengan menggunakan santan kelapa (red: seperti nasi gurih / nasi uduk), disajikan dengan sayur labu siam. Untuk lauknya disediakan beberapa macam seperti : opor ayam yang utuh maupun suwiran (potongan kecil-kecil), telur, ikan lele, rempelo / hati ayam, dll. Kemudian ditambah dengan areh (semacam bubur yang terbuat dari telur dan santan). Mengenai harga, pastinya terjangkau!
Tari Gambyong Surakarta – Sejarah Seni Tari dari Surakarta Jawa Tengah
Tari Gambyong Surakarta – Sejarah Seni Tari dari Surakarta Jawa Tengah
Tari Gambyong adalah Seni tari yang berasal dari Surakarta Jawa Tengah. Asal mula tari Gambyong ini berdasarkan nama seorang penari jalanan (dalam bahasa jawanya penari jalanan disebut tledek, kadang terdengar kledek). Nama seorang penari ini adalah Gambyong. Ia hidup pada zaman Sinuhun Paku BUwono ke IV di Surakarta Sekitar tahun 1788 – 1820. Gambyong ini dikenal sebagai seorang penari yang cantik dan bisa menampilkan tarian yang cukup indah. Gambyong pun terkenal di seluruh wilayah Surakarta kemudian terciptalah Tari Gambyong. Jadi tari gambyong ini diambil dari Nama seorang Penari Wanita.
Tarian Gambyong ini merupakan salah satu jenis tari pergaulan di masyarakat. Seperti Tari Jaipong dari Jawa Barat yang juga merupakan tari pergaulan. Ciri khas dari pertunjukan tari gambyong ini adalah selalu dibuka atau di awali dengan gendhing pangkur sebelum tarian di mulai. Tari gambyong
akan terlihat indah dan elok jika sang penari dapat menyelaraskan
antara gerakan dan irama musik gendang. Karena, gendang sendiri umumnya
disebut sebagai otot tarian dan pemandu gendhing.
Pada zaman dulu kala, yaitu pada zaman Surakarta. Instrumen pengiring tarian Jalanan (tledek) Gambyong ini dilengkapi dengan bonang dan gong. Galeman yang digunakan umumnya meliputi gong, kempul, kenong, kendang, gender, dan penerus gender. Semua instrumen tersebut selalu dibawa kemana-mana dengan cara dipikul
Perlu diketahui bahwa ada salah satu instrumen yang tampak sederhana namun untuk memainkan bukanlah sesuatu yang mudah. yaitu Gendhang. Untuk memainkan gendang yang baik, penabuh gendang atau pengendang harus mampu jumbuh dengan keluwesan tarian, selain itu juga harus mampu berpadu dengan irama gending. Wajar sekali jika sering terjadi dimana seorang penari gambyong tidak dapat dipisahkan dari pengendang. Begitu pun sebaliknya, penabuh gendang yang telah memahami gerak-gerik si penari gambyong pun juga akan mudah memainkan gendang yang sesuai dengan penari gambyong.
Itulah penjelasan mengenai tari gambyong – seni tari dari Surakarta jawa tengah. Semoga Informasi dapat menambah pengetahuan kamu, dan tentunya bermanfaat bagi kamu yang membutuhkan.
Langganan:
Postingan (Atom)